Bismillâhi
wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâm ‘alâ rasûlillâh, amma ba’du!
Setiap
untaian doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba disetiap saatnya baik diwaktu
sempit maupun lapang memiliki kekuatan yang dahsyat yang dapat mengetuk pintu
langit sehinga doa tersebut dapat dikabulkan
menjadi sebuah realita. Banyak kesusahan diangkat, penyakit disembuhkan,
kesuksesan diraih, dan berbagai prahara kehidupan dapat diselesaikan dengan doa.
Sesuatu yang sepertinya mustahil terjadi bisa menjadi kenyataan, sesuatu akan
indah karena kekuatan sebuah doa yang dipanjatkan dengan penuh harapan dan
khusu’. Engkau berdoa
di bumi akan tetapi terdengar di langit dan di amini oleh para malaikat.
DAHSYATNYA KEKUATAN DOA[1]
1.
Doa bisa mengubah hal yang rumit menjadi ringan
Doa
memilki kekuatan yang tidak bisa terbantahkan oleh siapapun, betapa banyak
persoalan yang rumit yang pernah kita hadapi, yang kelihatannya tidak mungkin
dalam hitungan manusia terjadi dan bisa diselesaikan lantaran dahsyatnya
kekuatan doa. Karena bagi Allah itu mudah dan kecil, tidak ada yang sulit dan
besar bagi Allah. Rasûlullâh ﷺ bersabda :
إِذَا
دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيُعْظِمِ الرَّغْبَةَ ؛ فَإِنَّهُ لَا يَتَعَاظَمُ عَلَى
اللّٰـهِ شَيْءٌ
“Jika salah seorang dari kalian berdo’a, maka
hendaklah dia memperbesarkan keinginannya
karena tidak ada satupun yang sulit dan besar bagi Allâh.” (Sunan Abu Dawud)
2.
Doa selalu bermanfaat bagi sesuatu yang telah terjadi maupun yang belum terjadi
Sehingga
disetiap saat dan kondisi seorang hamba selalu memiliki kesempatan untuk berdoa
meminta kebaikan, dijauhkan dari segala hal yang tidak diinginkan serta diangkatkan
segala ujian yang telah menimpanya, tidak ada kata terlambat dan kecepatan dalam berdoa
karena doa sebagai tameng yang harus di pegang disetiap saat baik
untuk sesuatu yang telah terjadi maupun yang belum terjadi.
Rasûlullâh
ﷺ
bersabda :
الدُّعَاءُ
يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ
بِالدُّعَاءِ
“Doa itu bermanfaat bagi apa-apa yang sudah
terjadi ataupun yang belum terjadi. Hendaklah kalian memperbanyak berdoa, wahai
hamba-hamba Allah.” (HR.Tirmidzi,
3048 dan Al-Hakim, I/493)
3.
Doa mampu menolak takdir Allah, berdasarkan hadits dari Salman Al-Farisi bahwa Rasûlullâh
ﷺ
bersabda :
لاَ
يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلاَّ الْدُعَاءُ
“Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa“. (Sunan At-Tirmidzi, bab Qadar 8/305-306).
JANJI ALLAH BAGIMU YANG SELALU BERDOA
Tidak
ada janji Allah bagi seorang hamba yang senantiasa berdoa dan berharap
kepadanya melainkan akan mengabulkan segala doa tersebut, sehingga apa yang
membuatmu malas berdoa, yang membuatmu berat mengangkat tangan mu untuk
meminta kepada sang Penguasa, engkau
sering meminta dan curhat kepada manusia tetapi engkau lupakan Allah dalam segala hajatmu,
apakah engkau lupa dengan Firman Allah:
وَاِذَا
سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
اِذَا دَعَانِۙ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (Al-Baqarah/2 :186).
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ
عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
“Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. (Ghafir/40 : 60).
Doa
yang telah dipanjatkan tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah. Apabila ada doa yang di dipanjatkan oleh
seorang hamba yang tidak dikabulkan secara kontan sesuai dengan yang diinginkan
maka jangan berputus asa, ada cara lain Allah mengabulkan doamu serta yang lebih
tau kapan dan apa yang terbaik untuk mu, karena Allah Maha Mendengarkan lagi
Maha Mengabulkan doa.
Dalam sebuah hadits disebutkan,
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ
قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ
تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ
وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً
نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id; derajat hasan)[2]
Allah malu kepada
hamba yang telah mengangkat tangannya untuk berdoa meminta dan memohon
kepadanya apabila doa tersebut tidak dikabulkan, disinilah letak perbedaan
antara manusia dengan Allah. Allah marah ketika tidak berdoa kepadanya, Allah
malu ketika tangan di angkat untuk berdoa kepadanya namun tidak dikabulkan doa
tersebut, Allah cinta dan suka kepada siapa yang selalu berdoa kepada-Nya,
selalu mengabulkan semua doa walaupun tidak dibayar kontan sesuai permintaannya
sedangkan manusia akan selalu berharap bahkan mungkin berdoa agar tidak ada
orang yang meminta-minta kepadanya, sedermawan apapun seorang kalau dimintai
terus pasti akan marah paling tidak akan merasa terbebani dan resah dan tidak
semua permintaan dikabulkan karena dia juga ada kebutuhan dan kekurangan.
SEBAB TIDAK TERKABULNYA DOA
Segala
sesuatu pasti memiliki penghalang, mungkin sering kita bertanya-tanya kepada
diri kita sendiri, kenapa ya doa saya belum terkabulkan juga padahal sudah
sering berdoa dengan doa yang sama?
Selain kemungkinan bernilai pahala di akhirat dan dihindarkan dari
musibah yang setimpal ada kemungkinan lain sebagai faktor penghalang tidak
dikabulkannya doa yang harus kita ketahui dan hindari.
1.
Kurang serius dan sungguh-sungguh dalam berdoa diantaranya tidak
fokus dan tidak konsentrasi sehingga digolongkan lalai dalam berdoa
2.
Berdoa dalam kondisi makanan, minuman dan
pakaian dari hasil yang haram
3.
Doa yang mengandung dosa dan memutuskan tali silaturrahmi
4.
Tergesa-gesa dalam berdoa yaitu tergesa-gesa
ingin cepat dikabulkan sehingga dia merasa menyesal apabila tidak disegerakan
kemudian meninggalkan doa tersebut.
LARANGAN MENINGGALKAN DOA
Orang
yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu berdoa berdasarkan hadits Nabi
bahwasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
أَعْجَزُ
النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ وَأَبْخَلُهُمْ مَنْ بَخِلَ بِالسَّلاَمِ
“Orang
yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil
adalah orang yang bakhil terhadap salam“. [Al-Haitsami, kitab Majma’ Az-Zawaid.
Thabrani, Al-Ausath. Al-Mundziri, kitab At-Targhib berkata : Sanadnya Jayyid
(bagus) dan dishahihkan Al-Albani,As-Silsilah Ash-Shahihah 2/152-153 No. 601].
Imam
Manawi berkata bahwa yang dimaksud dengan A’jazu an-naasi adalah orang yang paling lemah akalnya dan
paling buta penglihatan hatinya, dan yang dimaksud dengan Man ‘ajaza ‘ani ddua’i adalah lemah memohon kepada Allah terlebih
pada saat kesusahan dan demikian itu bisa mendatangkan murka Allah karena dia
meninggalkan perintah-Nya padahal berdoa adalah perkerjaan yang sangat ringan. [Faidhul Qadir 1/556].[3]
Allah murka terhadap orang-orang yang meninggalkan doa, berdasarkan hadits bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ لَمْ يَسْأَلْ الله غَضَبَ اللهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah,
maka Allah akan memurkainya.“ [Sunan At-Tirmidzi, bab Do’a 12/267-268].
Imam
Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : “Makna hadits di
atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan murka begitu pula sebaliknya Allah sangat senang apabila diminta oleh hamba-Nya”. [Fathul Bari 11/98]
Imam
Al-Mubarak Furi berkata bahwa orang yang meninggalkan doa berarti sombong dan
merasa tidak membutuhkan Allah.
Imam
At-Thaibi berkata bahwa Allah sangat senang tatkala dimintai karunia-Nya, maka
barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, maka berhak mendapat murka-Nya.
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa permohonan hamba kepada Allah merupakan kewajiban yang paling agung dan paling utama, karena menghindar dari murka Allah adalah suatu yang menjadi keharusan. [Mura’atul Mashabih 7/358].
Marâji’:
[1] Yazid bin Abdul Qadir Jawa. Do’a dan Wirid. Jakarta Pusat: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.2026
M. Cet. k-32.. h. 43.
[2] Muhammad Abdul Tausikal. “ 3
Kemungkinan Terkabulnya Do’a” https://rumaysho.com/1299-3-kemungkinan-terkabulnya-doa.html.
Diakses pada 4 agustus 2023.
[3]Ismail. “Keutamaan dan Kemuliaan
Do’a” https://almanhaj.or.id/72-keutamaan-dan-kemuliaan-doa.html. Diakses pada 4 agustus 2023.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar