Kamis, 15 Juni 2023

KAIDAH HIDUP DALAM BERSOSIAL

 


Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Cukup engkau mencari kecintaan sang pencipta dan tetap menjadi diri sendiri, yang terpenting dalam hidup adalah tetap berusaha menjadi pribadi yang dicintai dan terbaik di mata sang pencipta dan menjadi versi diri sendiri karena yang lebih tahu tentang hidup kita, apa yang terbaik, yang dibutuhkan untuk kemudian hari hanya diri kita sendiri dan sang pencipta, itu jauh lebih baik dan bermanfaat bagi dirimu daripada engkau mencari kecintaan manusia dan menjadi diri orang lain, karena akan selalu merasa tertekan dan kecewa kalau tidak mendapatkannya.

Hidupmu adalah hanya untuk sang pencipta dan engkau diciptakan agar engkau menjadi diri sendiri bukan manjadi orang lain. Kalau tujuan hidupmu untuk mencari kecintaan manusia dan berpura-pura menjadi orang lain maka makna hidupmu adalah mengabdi untuk manusia, hidupmu akan berpatokan pada apa kata orang dan apa maunya orang. Apa nggak capek hidup seperti itu?

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Apabila engkau melakukan sesuatu baik dalam memberi dan bekerja maka niatkan hanya karena sang pemberi balasan yang sesungguhnya yaitu Allah, jangan berharap imbalan dari makhluk atas perbuatan baik dan usahamu, karena apabila engkau melakukan hal itu dan tidak ditimbal balik akan sakit dadamu, seakan-akan hidupmu tidak ada gunanya. Cukup balasan yang terbaik bagimu adalah dari Allah, kalaupun ada timbal balik dari manusia itu adalah sebagai karunia Allah yang diberikan sebelum di akhirat kelak.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْعَمَلَ مِنْ الْخَيْرِ وَيَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ قَالَ تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ 

Artinya: Dari Abu Dzar dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya; “Bagaimana menurut anda tentang seseorang yang beramal kebaikan lalu orang-orang pun memuji kepadanya? ' Beliau menjawab: "Itulah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang Mukmin.,” Hadits Muslim Nomor 4780.

Tapi tetap diingat itu bukan tujuan utama ketika berbuat dan beramal yang paling utama adalah karena Allah.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Ababila engkau bergaul dan berteman maka jadikan sebagai sarana menjalin ukhuwah islamiyyah dan ladang kebaikan dan bukan karena mau memanfaatkan orang lain setelah itu dibuang begitu saja layaknya sampah, ketika ada maunya baru mendekat setelah itu hilang jejak, jangan ada tendensi-tendensi lain, karena dalam bergaul dan berteman pasti ada masalah dan itulah kehidupan, jika tujuannya tidak baik masalah yang kecil akan menjadi besar dan menjadi sebuah permusuhan, yang seharusnya 1 (satu) musuh sudah cukup banyak dan 1000 (seribu) teman itu masih kurang menjadi kebalik.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Bergaul dan bertemanlah sewajarnya, jangan berlebihan atau melampaui batas sehingga terluput hal-hal yang lain setiap yang berlebihan pasti akan menjadi penyakit dan tidak baik, apabila dalam bergaul dan berteman engkau tidak bisa menebarkan benih-benih kebaikan, saling membahu dalam kebaikan dan ketaatan setidaknya jangan menyakiti mereka, bergaul dan bertemanlah dengan cara yang baik.

Bergaul dan bertemanlah dengan orang-orang baik, jujur dan shaleh karena idealnya itu merupakan aset untuk kebaikan dunia dan akhirat jangan bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, tidak jujur dan pelaku dosa dan maksiat. Kalau tidak bisa merubah mereka, maka engkau yang akan ditarik ke dunia mereka.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Berbicaralah sewajarnya dan secukupnya, sesuai porsi yang dibutuhkan karena setiap ucapan yang engkau lontarkan akan bernilai baik atau buruk, membahagiakan atau menyakitkan, memotivasi atau mengecewakan, mengangkat atau menjatuhkan (meremehkan). Walaupun tujuan dan anggapan kita baik belum tentu dimaknai baik oleh lawan bicaramu, ingat banyak bicara banyak salah, banyak bicara banyak bohong, banyak bicara akan ada cela untuk saling memfitnah, banyak bicara berpotensi banyak mengundang dosa dan mentransfer kebaikan ke orang yang dibicarakan, maka bicaralah yang baik dan bermanfaat tidak mengandung dosa dan maksiat.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Bergaul dan bertemanlah atas dasar saling percaya, saling menghargai, saling memuliakan dan saling memberikan manfaat satu sama lain bukan saling menjatuhkan, saling merugikan, saling mengadu domba, saling memfitnah, dan ujaran kebencian. Apabila terdapat aib yang engkau jumpai, tutupi dan doakan kebaikan baginya sebagaimana engkau menginginkan hal itu, itulah jalan kemuliaan yang diajarkan dalam Islam.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Jangan berbuat jahat (buruk/tidak baik) kepada orang lain, satu kejahatan yang engkau lakukan bisa jadi berlipat-lipat kejahatan yang engkau dapatkan balasan darinya atau orang lain yang itu sebagai balasan dari kejahatanmu, sebagaimana ketika kita melempar orang lain dengan 1 (satu) batu, bisa jadi dilempar balik jauh lebih banyak, menggunakan batu besar dan bukan hanya dilempar pake batu melainkan semua yang ada disekitarnya. Warnailah hidupmu dengan kebaikan dalam lini kehidupan.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Bergaul dan bertemanlah terhadap semua orang jangan memilah dan memilih berdasarkan pekerjaan, penghasilan, fisik, warna kulit, ras dan dari mana dia berasal. Asalkan pekerjaan, penghasilannya dari yang halal serta orang tersebut baik agamanya, karena semua manusia saling membutuhkan dan berhak mendapatkan kesetaraan dalam bersosial, jangan rasis. Sering kita mendapatkan kemudahan rezeki, urusan dan pertolongan dari sebuah pertemanan. Itulah salah satu manfaat memperbanyak persaudaraan, akan tetapi tetap dilihat dari segi kebaikan agama kita.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Bertemanlah kepada semua orang dengan cara yang baik berdasarkan aturan-aturan syariat agar engkau  dicintai oleh semua makhluk yang ada di langit dan di bumi sehingga diterima di semua kalangan.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Apabila engkau telah sukses dan mendapatkan kebaikan lantaran  orang lain atas ijin Allah, maka ingat pengorbanan, jasa dan kebaikan orang tersebut, walaupun belum bisa membalas dengan kebaikan yang serupa ataupun lebih, setidaknya cukup dengan ucapan terima kasih dan mendoakan yang baik baginya menjadi balasan yang utama yang bisa dia lakukan pada kondisi tersebut, ringankan tangan dan lisanmu untuk mendoakannya.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Saling berbagi, jangan menunggu mampu karena mampu itu relatif dan kebutuhan akan selalu datang. Maka sisikan untuk saling memberi, kejar kebaikan akhirat dengan saling memberi sebelum datang batas usia mu habis, dimana saat itu tidak bisa lagi untuk berbagi, berbagilah dari sekarang walaupun sedikit dan seadanya jangan menunggu banyak karena banyak belum tentu menjamin untuk bisa saling berbagi.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Jangan menunda-nunda, karena menunda-nunda itu sifat dan perilaku yang merugikan, tidak ada kebaikan di dalam sifat menunda-nunda melainkan kerugian dan penyesalan, hidup ini akan memiliki makna tersendiri disetiap kesempatan yang digunakan, hidup ini akan selalu datang kesibukan jangan menunda-nunda pada akhirnya tidak direalisasikan entah karena banyak kesibukan dan malas yang menghampiri atau hilang momentum itu.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Hidup itu mudah, yang susah itu ego (gengsi) dan gaya hidup yang mewah, bermegah-megahan berbeda dengan keperluan dan kebutuhan. Keperluan dan kebutuhan akan dinilai dari fungsi dan bukan untuk gaya-gayaan dan mencari sensasi.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Hidup ini saling membutuhkan dan saling melengkapi, jangan terlalu menyiksa diri dengan beranggapan engkau bisa segalanya dan paling kuat, manusia tidak ada yang sempurna, tidak ada yang bisa segalanya pasti ada kekurangan dan kelemahan, di atas langit pasti ada langit yang lain, diantara orang pintar pasti ada orang yang lebih pintar, itulah cara Allah untuk memfungsikan nilai-nilai sosial diantara sesama.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Berpikirlah dengan cara positif agar engkau nyaman dan tidak ditakuti oleh prasangkamu sendiri, agar hatimu tidak keras. Berpikir negatif adalah sebuah beban hidup yang nyata yang dibentuk oleh dirimu sendiri. Cukup beban hidup yang timbul karena sesuatu yang tidak bisa dihindari jangan buat beban hidup baru melalui pikiran, perasaan, perkataan dan tindakan.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Hidup itu mudah yang susah lagi rumit itu adalah orang yang menjalani kehidupan yang tidak mencukupkan diri dengan aturan Allah, padahal hidup itu sudah ada yang mengatur, jadi jangan mengatur hidupmu dengan cara mu, aturlah hidupmu dengan aturan yang maha mengatur segala kehidupan, yang lebih tahu mana yang lebih baik baik bagi mu, yaitu Allah.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Rezeki itu sudah ada yang mengatur sekaligus kadarnya, sehingga jangan takut tidak mendapatkan dan tertukar dengan yang lain, serta tetaplah berikhtiar dengan cara yang dibenarkan, jangan mencari dengan cara yang dilarang. Rezeki tidak akan tertukar dan pintu rezeki bukan hanya satu.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Hidup ini keras, jadi harus bekerja keras, inovatif, kreatif dan manfaatkan potensi yang dimiliki agar tidak menjadi orang yang mencari dunia dan dunia semakin banyak hal yang menipu dengan minimnya skill dan wawasan.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Merupakan ketentuan hidup bahwa hidup ini pasti ada ujiannya dan setiap ujian pasti ada jalan keluarnya, itu hal yang pasti. Hanya saja bagaimana cara kita mencari jalan keluar dan menghadapinya.

Kunci kesuksesan hidup itu ada dua; bersabar dan bersyukur;

Kunci kesuksesan dalam berbuat dan beramal itu juga ada dua; ikhlas karena Allah dan sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Hidup itu proses, jadi nikmati saja setiap prosesnya dan yang paling penting dalam berproses adalah istiqomah (kuatnya komitmen) dalam proses tersebut. Mau menjadi orang berilmu tentu ada prosesnya, jadi nikmati dan jalani proses itu dengan baik, istiqomah dan berusaha keras Insya Allah pasti dapat sesuai yang kita inginkan.

Dalam prores itu susahnya hanya di awal-awal atau ketika memulai (merintis), akan tetapi berikutnya akan mudah karena sudah mengetahui jalan dan terbiasa serta mengetahui gambaran dan rintangan yang dihadapi kedepan.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Dalam kehidupan ada hak-hak orang lain yang harus terpenuhi, baik bergaul dengan mereka dengan cara yang baik (perilaku dan tutur kata) ataupun mendapatkan hak-hak dari harta yang Allah titipkan kepada kita.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Saling mendoakan kebaikan satu sama lain itu sebuah kebaikan yang paling agung akan tetapi sering dilupakan dan tidak banyak orang yang tahu.

Hidup itu simpel, fleksibel dan nggak rumit.

Jangan pelit, jadilah golongan orang yang gemar memberi dan membahagiakan orang lain dengan sedikit rezeki karena itu hak mereka. Jangan menjadi orang yang suka menerima pemberian dan susah memberi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى

Artinya: “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah” Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhâri (no. 1427) dan Muslim no.1053 (124).

orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima, karena tangga pemberi berada di atas tangga penerima.

Hidup itu simpel dan nggak rumit.

Hidup itu jangan suka dipuji dan memuji diri sendiri, jangan fanatik terhadap dirimu sendiri dan apa yg engkau miliki, cukup engkau memuji Allah atas nikmat yang diberikan kepadamu tersebut.

Senin, 12 Juni 2023

MOTIVASI BERAMAL DIBULAN RAMADHAN

 


Bulan Ramadhan yang selalu kita harapkan kedatangannya;

Bulam Ramadhan yang selalu kita meminta, berdoa dan berharap kepada Allah agar dipertemukan atau diperjumpakan kembali dengannya;

Bulan Ramadhan yang selalu kita cita-citakan untuk mengumpulkan amal kebaikan sebanyak-banyaknya di dalamnya;

Bulan Ramadhan yang kita rindukan untuk menikmati suasana hari-harinya dengan berkumpul, bersilaturahmi dengan keluarga, shalat tarawih berjamaah, mendengarkan lantunan Al-Qur’an dimana-mana;

Bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, kemuliaan, pintu kebaikan dibuka selebar-lebarnya dan pintu kefasikan, kefakiran ditutup serapat-rapatnya, telah tiba di tengah-tengah kita, telah ada di depan kita. ini merupakan suatu kenikmatan yang sangat besar, kenikmatan yang sangat mulia dan kenikmatan yang sangat agung yang patut kita syukuri bersama;

Bulan Ramadhan adalah momen  yang selalu istimewa disetiap tahunnya, hadirnya selalu mebawa  semangat, antusias baru, serta komitmen untuk meningkatkan dan  memperbaiki amal ibadah dan ketaatan kepada Allah.

Maka optimalkan dalam memanfaatkan kesempatan dan momen ini dengan memperbanyak amal ibadah, kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Shalat 5 waktu harus dijaga, bacaan Al-Qur’an harus dirutinkan begitupun amalan-amalan yang lain. Kenapa karena  Bulan Ramadhan adalah bulan peningkatan amal ibadah, kebaikan dan ketaatan, terutama amal-amal yang fardhu, sebab fadhail (keutamaannya) jauh lebih besar dan harus diprioritaskan karena merupakan sebuah kewajiban.

Salah satu metode, cara, kaifiyah agar kita bisa mengumpukan amal ibadah sebanyak-banyaknya dibulan pelipatan ganjaran suatu amal ibadah dan kebaikan ini adalah dengan cara memasang kemauan, keinginan, tekad atau azam yang kuat dalam diri kita dari sekarang, karena sesungguhnya kebaikan, ibadah, ketaatan itu terlaksanakan, terealisasikan, terwujud ketika adanya kemauan, tekad, keinginan yang kuat dalam diri kita.

Kita harus sadar bahwa tantangan terberat bagi  kita adalah diri kita sendiri. Bagaimana cara melawan hawa nafsu yang selalu condong kepada kemaksiatan, rasa goflah, lalai dan bermalas-malasan dalam beramal yang selalu menyapa dan menghampiri diri kita setiap saat dan kondisi.

Orang yang memiliki kemauan, tekad dan azam yang tinggi dia tidak akan berleha-leha, santai, bermalas-malasan, selow dan dia tidak akan membiarkan dirinya terluput darinya 1 (satu) keutamaan, terluput darinya 1 (satu) kebaikan apalagi banyak, sebab dia mengetahui pahala dan ganjaran yang akan dia raih,  yang akan dia peroleh , yang akan dia dapatkan dan kerugian serta penyesalan ketika dia berleha-leha, bersantai-santai, bermalas-malasan dibulan Ramadhan ini.

Ada sebuah surat yang sangat indah ditulis oleh seoram imam, seorang ulama besar yang bernama Hasan Al-Bashri untuk Umar bin Abdul Aziz. Beliau mengatakan:

Barang siapa yang mengevaluasi diri, dia akan beruntung;

Barang siapa yang lalai mengevaluasi diri, maka dia akan merugi;

Barang siapa yang mempertibangkan akibat suatu perbuatan, niscaya dia akan selamat.

Sebab itu kita harus mengevaluasi diri kita masing-masing, mengintrospeksi/muhasabah diri  kita masing-masing betapa seringkah  kita melakukan kebaikan, ketaatan kepada Allah, betapa seringkah kita menjaga perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya?

Apakah keburukan, kemaksiatan, kelalaian untuk menjalankan perintah Allah itu lebih  dominan, lebih banyak  daripada amal kebaikan dan ketaatan kita? Ataukah kebaikan dan ketaatan kita lebih dominan dari pada dosa dan maksiat? Semua kita memiliki jawaban masing-masing dan kita sendiri yang lebih paham terkait keadaan diri kita.

Kalau sekiranya kita lebih dominan, lebih sering dan banyak melakukan kebaikan daripada dosa dan maksiat, maka ditambah lagi antusiasnya dalam melakukan kebaikan-kebaikan yang lain dan yang terpenting adalah tetap istiqomah, karena masih banyak amalan-amalan, kebaikan-kebaikan dalam Islam yang belum kita kerjakan seluruhnya sebagaimana ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah mengeluh tentang banyaknya syariat Islam dan hadits ini menunjukkan bahwa amalan dalam Islam itu sangatlah banyak, dia berkata:

Artinya: “Wahai Rasulullah, syariat Islam terlalu banyak bagi kami. Karena itu, (tunjukkanlah) satu amalan yang mencakup seluruhnya, yang akan kami pegang teguh”. (HR. Imam Ahmad).

Ataupun kita sudah banyak melakukan macam-macam amalan dalam Islam, akan tetapi sudahkah kita melakukannya dengan istiqomah? Kalau belum, maka istiqomahlah, karena istiqomah, konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ 

Artinya: ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan beliau selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya, Istiqomah, konsekuen.


An-Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan.
Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat ganda dibandingkan dengan amalan yang banyak yang besar namun sesekali saja dilakukan.”

Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan, ”Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar.” Yaitu Ibnu ’Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padanya:

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

Artinya: ”Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”

Kalau sekiranya kita lebi dominan, lebih banyak melakukan dosa dan maksiat daripada kebaikannya maka jangan berputus asa dari rahmat Allah. Ingatlah Firman Allah:

 

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

Artinya: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).

Ayat ini adalah sebuah seruan untuk semua orang yang terjerumus dalam dosa dan maksiat, untuk bertaubat dan kembali kepada Allah serta memberikan kabar gembira bahwa Allah mengampuni semua dosa bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali pada-Nya. Walaupun dosa tersebut amat banyak, meski bagaikan buih di lautan (yang tak mungkin terhitung). Dalam ayat lain disebutkan:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ

Artinya: “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya? ” (QS. At Taubah: 104).

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia mohon ampun kepada Allah, niscaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110).

Ampunan Allah masih luas dan terbuka untuk semua hamba-hambanya, untuk kita semua  dari pagi ke pagi lagi, 24 jam tetap terbuka selama nyawa belum berada di gorgor (tenggorokan) dan matahari belum terbit dari barat.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ ، وَبِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ

Artinya: “Sungguh, Allah meluaskan tangannya pada malam hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di siang hari. Dan Allah meluaskan tangannya pada siang hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di malam hari” (HR. Muslim no.7165).

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga bersabda:

إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لمَ ْيُغَرْغِرْ

Artinya: “Sungguh Allah menerima taubat hambanya selama nyawa belum sampai di kerongkongan” (HR. At Tirmidzi, 3880. Ia berkata: “Hadits ini hasan gharib”. Di-hasan-kan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi).

Manusia tidak ada yang selalu dalam zona aman, selalu melakukan kebaikan dan ketaatan, pasti atau tentu dia akan jatuh pada dosa dan kemaksiatan dan itu sifat manusia Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya: “Setiap manusia pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat ” (HR. Tirmidzi no.2687. At Tirmidzi berkata: “Hadits ini gharib”. Di-hasan-kan Al Albani dalam Al Jami Ash Shaghir, 291/18).

Perhatikan dalam hadits ini digunakan kata خطاء yang artinya: banyak berbuat salah. Namun kata Nabi setelah itu, “sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat”. Ini isyarat bahwa orang yang dosanya banyak, termasuk orang yang mengulang dosa yang sama setelah bertaubat, tetap akan diterima taubatnya. Dan Amal perbuatan itu tergantung pada  akhir, kalau diakhirnya baik maka perbuatan dosa dan maksiatnya terdahulu akan diampuni dengan amal kebaikannya itu.

 Allah ‘azza wa jalla berfirman:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Artinya: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)” (QS. Hud: 114).

Masalalu biarlah berlalu, karena yang tulus mencintai kita tidak akan meningalkan kita, cieeeee ini kata-kata anak muda. masalalu biarlah berlalu, karena kita tidak bisa mengulanginnya lagi, yang harus kita pikirkan sekarang bagaimana menjadi hamba yang lebih baik dari yang sebelumnya, memanfaatkan sisa umur ini, baik yang sekarang kita jalani dan yang akan kita lalui nanti atau yang akan datang.

Masalalu biarlah berlalu, mari kita buka lembaran baru untuk meraih, mencapai kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan ketaatan. Allah tidak melihat background (latar belakang) kita, Allah tidak melihat masalalu kita seperti apa, yang Allah lihat adalah akhir amal kita.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

Artinya: “Sungguh setiap amal tergantung pada bagian akhirnya” (HR. Bukhari no. 6493).

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga bersabda:

الرجلَ ليعمل الزمنَ الطويلَ بعمل أهلِ الجنَّةِ ، ثم يُختَمُ له عملُه بعمل أهلِ النَّارِ ، و إنَّ الرجلَ لَيعمل الزمنَ الطويلَ بعملِ أهلِ النَّارِ ثم يُختَمُ [ له ] عملُه بعمل أهلِ الجنَّةِ

Artinya: “Ada seseorang yang dia sungguh telah beramal dengan amalan penghuni surga dalam waktu yang lama, kemudian dia menutup hidupnya dengan amalan penghuni neraka. Dan ada seseorang yang dia sungguh telah beramal dengan amalan penghuni neraka dalam waktu yang lama, lalu ia menutup hidupnya dengan amalan penghuni surga” (HR. Al Bukhari no. 2898, 4282, Muslim no. 112, 2651).

.....................

Marilah kita jadikan Ramadhan ini sebagai batu loncatan untuk kembali kepada jalan yang benar yang diridhoi oleh Allah dan Rasulnya dan menuju insan yang lebih baik lagi, karena pada bulan inilah kita dianjurkan untuk kembali kepada Allah, dari kemaksiatan kepada ketaatan. Ada ungkapan yang sangat bagus:

ياذاالذي ماكفاه الذنوب في رجب . حتى عصي ربه في شهر شعبان

Artinya: “Wahai jiwa yang tak puas melakukan dosa di bulan Rajab (muharram, shafar, rabiul awwal, rabiul tsani, jumadil ula, jumadil tsani, rajab, sya’ban, ramadhan, syawwal, dzul qo’dah, dzul hijjah)

Hingga Dia masih saja melakukan kemaksiatan di bulan sya’ban

لقد اظلك شهر الصوم بعد هما . قلا تصيره أيضا شهر عصيان

Telah tiba bulan setelah keduanya bulan ramadhan. Maka janganlah jadikan bulan (ramadhan) ini bulan penuh dengan dosa

وا تل القران وسبح فيه  مجتهدا . فإنه شهر تسبيح و قران

Bacalah Al-Qur’an dan bertasbihlah dengan penuh kesungguhan. Karena bulan ini bulan bertasbih dan membaca Al-Qur’an

كم كنت تعرف ممن صام سلف . من بين اهل وجير ان  واجوان

Berapa banyak orang yang engkau kenal yang dulunya berpuasa bersama mu. Dari kalangan keluarga, tetangga dan saudaramu

افناهم الموت واستبقك بعدهم . حيافما اقرب القاضي من الداني

Tetapi kematian menjemput mereka dan engkau akan mengikuti mereka. Maka alangkah dekat generasi dahulu dan generasi sekarang.

The Power Of Doa (Kekuatan Doa)

Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâm ‘alâ rasûlillâh, amma ba’du! Setiap untaian doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba dis...