Selasa, 30 Mei 2023

KEMULIAAN MENJADI PENGHAFAL AL-QUR’AN

 


Meraih kemuliaan merupakan sebuah hal yang didambakan oleh semua orang, mencari kemuliaan merupakan sebuah kemuliaan, karena dalam mencari kemuliaan harus dengan suatu perbuatan yang baik, tidak sedikit di antara kita yang ingin meraih atau mendapatkan kemuliaan dengan mengafal Al-Qur’an. Tidak diragukan lagi bahwa sesuatu apapun, ketika dibersamai dengan Al-Qur’an maka akan menjadi mulia, bulan ramadhan merupakan bulan yang mulia, karena bulan diturunkannya Al-Qur’an, manusia yang diwahyukan Al-Qur’an kepadanya menjadi manusia terbaik, kota Mekah dan Madinah yang diturunkannya Al-Qur’an menjadi kota yang paling mulia dan suci, begitupun ketika Al-Qur’an ada di dalam dada manusia, pasti akan mulia. Zaman keemasan Islam pada saat itu diantara indikatornya adalah karena Al-Qur’an menjadi pegangan mereka. Di Afrika menjadi sebuah aib apabila tidak menghafal Al-Qur’an di bawah umur 17 tahun.

                                    Kenapa kita harus menghafal Al-Qur’an?

1. Al-qur’an merupakan pedoman (petunjuk) hidup.

Allah berfirman:

اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ

Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (QS: Al-Isra`/17:9).

Petunjuk dalam Al-Qur`an adalah petunjuk yang lebih lurus, adil, dan paling benar dalam segala persoalan hidup.

Rasulullah bersabda:

وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

Artinya: “Al-Qur’an ini adalah hujjah yang akan mendukungmu atau hujjah yang akan menentangmu.” (HR. Muslim)

2. Sebuah kebutuhan yang bernilai ibadah, obat dari segala penyakit, cahaya kehidupan dan sebagai sarana berinteraksi dengan Allah dalam sholat.

Al-Qur’an adalah cahaya yang tidak bisa dipadamkan. Al-Qur’an adalah jalan yang terang, tidak akan tersesat bagi siapapun yang berjalan di atasnya. Al-Qur’an adalah sumber keimanan dan ilmu, Al-Qur’an merupakan hidangan bagi orang yang berilmu dan penyejuk hati, Al-Qur’an adalah undang-undang kehidupan, juga obat (penyembuh).

Allah berfirman:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ 

Artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.) (QS: An-Nahl/16:89).

Allah berfirman:

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ

Artinya: Katakanlah, “Al-Qur’ân itu adalah petunjuk dan penawar bagi kaum Mukmin.” (QS:Fusshilat/41: 44).

Allah berfirman:

ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً

 

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Israa’: 82).

 

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata:

 

ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ

 

Artinya: “Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yanh shahih dan masyhur.” (Tafsir Adhwaul Bayan).

3. Pondasi semua ilmu

Al-Qur’an merupakan kitab  induk,  rujukan  utama  bagi  segala  rujukan,  sumber  dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an adalah kitab induk ilmu pengetahuan, dimana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, kecuali sudah tertuangkan di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an mengatur berbagai aspek  kehidupan  manusia,  baik  yang  berhubungan  dengan  Allah,  sesama manusia, alam, lingkungan,  ilmu  akidah,  ilmu  sosial,  ilmu  alam,  ilmu  emperis,  ilmu  agama, umum dan  sebagainya.  Kendati Al-Qur’an telah diturunkan  beberapa abad  lalu,  namun  ayat-ayatnya  banyak  yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan  ilmu  dan  teknologi  saat  ini,  banyak dibuktikan kebenarannya melalui ayat-ayat  Al-Qur’an.   Al-Qur’an   memiliki   kebenaran   yang   bersifat mutlak atau absolut.

Sedemikian sempurnanya Al-Qur’an, maka Al-Qur’an menjadi pondasi untuk  semua ilmu, terutama ilmu agama. Sebagaimana dikatakan oleh para ulama terdahulu, diantaranya adalah perkataan Ibnu ‘Abdil Barr, salah satu ulama terkenal dari madzhab Maliki, beliau mengatakan:

القرآن أصل العلم

Artinya: “ Al-Qur’an adalah pondasi ilmu pengetahuan (ilmu agama) ”.

Al-Qur’an adalah sumber hukum dalam Islam. Dengan menghafalkan Al-Qur’an, seseorang lebih mudah dalam mempelajari ilmu agama. Ia mempelajari suatu permasalahan ia dapat mengeluarkan ayat-ayat yang menjadi dalil terhadap masalah tersebut langsung dari hafalannya. Yang kemudian ia perjelas lagi dengan penjelasan para ulama mengenai ayat tersebut.

Ibnu ‘Abdil Barr mengatakan:

طلب العلم درجات ورتب لا ينبغي تعديها، ومن تعداها جملة فقد تعدى سبيل السلف رحمهم الله، فأول العلم حفظ كتاب الله عز وجل وتفهمه

Artinya: “Menuntut ilmu itu ada tahapan dan tingkatan yang harus dilalui, barangsiapa yang melaluinya maka ia telah menempuh jalan salaf rahimahumullah. Dan ilmu yang paling pertama adalah menghafal kitabullah ‘azza wa jalla dan memahaminya.” (dinukil dari Limaadza Nahfadzul Qur’an, Syaikh Shalih Al Munajjid).

 

Bagaimana cara (metode) dalam menghafal Al-Qur’an?

1. Banyak mendengar dan melihat Al-Qur’an

2. Membaca

3. Menghafal

4. Memilih waktu yang tepat untuk menghafal

5. Memakai satu Al-Qur’an tidak gonta ganti Al-Qur'an

 

Mungkin ada yang bertanya bagaimana tips agar selalu semangat dalam menghafal Al-Qur’an?

1. Menghafal 2-5 ayat perhari, selain membiasakan diri, hafalan tersebut akan lebih kuat.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

نحن نحفظ في اليوم خمس آيات

Artinya: “Kami menghafalkan Al Qur’an dalam sehari sebanyak lima ayat”.

2. Kuatkan keinginan untuk menjadi penghafal Al-Qur'an, karena dalam menghafal akan banyak sekali ditemukan rintangan dan godaan sehingga membutuhkan semangat yang besar agar tidak terputus dari impian.

Ibnu Mas’ud berkata:

الحفظ علي قدر النية

Artiny: “Menghafal itu tergantung kesungguhan niat seseorang.”


Apa saja keutamaan bagi orang yang menghafal Al-Qur’an?

1. Derajat di surga tergantung pada hafalan Al-Qur’an

Derajat surga yang didapatkan oleh seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al-Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya. Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkannya di surga kelak.

 

Rasulullah bersabda:

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

Artinya: “Akan dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti, bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).”  (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).

2. Penghafal Al-Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam 

Rasulullah bersabda:

يؤمُّ القومَ أقرؤُهم لِكتابِ اللَّهِ

 

Artinya “Hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang aqra’ terhadap Kitabullah”. (HR. Muslim no. 673, dari sahabat Abu Mas’ud Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu). Makna aqra’ adalah yang paling banyak hafal Al-Qur’an.

 

3. Merupakan keluarga Allah di dunia

Rasulullah bersabda:

 

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad).

 

4. Mahkota bagi kedua orang tua di hari kiamat kelak

Rasulullah bersabda:

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: “Barangsiapa yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, maka akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota pada hari kiamat.”

Dalam hadits ini menggabungkan antara ilmu dan amalan, menggabungkan antara pemahaman dan praktek. Karena mengamalkan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an adalah tujuan diturunkannya Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an diturunkan untuk dilaksanakan perintahnya dan dijauhi larangannya serta dibenarkan kabar-kabarnya. Maka tidak layak dan tidak sepantasnya bagi umat Islam sekedar membaca Al-Qur’an tanpa memahami dan mentadabburi, apalagi tidak mengamalkannya.

Kemudian lanjutan hadits tadi:

ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ  فِيه

“Mahkota tersebut lebih terang dan lebih baik daripada cahaya matahari di rumah-rumah dunia seandainya cahaya tersebut ada padanya.”

فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا؟

“Maka bagaimana lagi keadaan orang yang melakukan perkara tersebut?”

Jika orang tuanya saja mendapatkan mahkota yang cahayanya lebih baik daripada cahaya matahari, maka bagaimana balasan anak yang menghafalkan Al-Qur’an? Jika kedua orang tuanya saja mendapatkan mahkota yang agung, tentu ia akan mendapatkan kemuliaan dan cahaya yang lebih besar lagi.

5. Sebab diangkatnya derajat.

Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

 

Artinya: “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan sebab al-Qur’an, dan menghinakan yang lainnya dengan sebab al-Qur’ân.” (HR. Muslim).


Cara menjaga hafalan

1. Murojaah

Terkhusus digunakan untuk sholat hal ini akan membuat hafalan kita lebih bagus dan lebih kuat ketika Imam Malik ditanya.

كيف نحفظ؟

Artinya: “Bagaimana kita bisa menghafal Al Qur’an?”

بالتكرار

Beliau menjawab “ dengan banyak mengulang-ngulang”.

2. Menghafal diwaktu kecil dan di bawah 23 tahun

Saat masih kecil, hati lebih fokus karena sedikit kesibukannya. Dikisahkan dari al-Ahnaf bin Qais, bahwasanya ia mendengar seseorang berkata:

اَلتَّعَلُّمُ  فِيْ الصِّغَرِ كَالنَّقْشِ عَلَى الْحَجَرِ

فَقَالَ الْأَحْنَفُ : اَلْكَبِيْرُ  أَكْثَرُ عَقْلًا لَكِنَّهُ أَشْغَلُ قَلْبًا

Artinys: “Belajar pada waktu kecil, bagaikan mengukir di atas batu”.

Maka al-Ahnaf berkata,”Orang dewasa lebih banyak akalnya, tetapi lebih sibuk hatinya.”

3. Jauhi dosa dan maksiat

Imam asy-Syafi’i berkata:

شَكَوْتُ إِلىَ وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ  فَأَرْشَدَنِيْ إِلىَ تَرْكِ الْمَعَاصِي

وَأَخْــبَرَنِيْ بِأَنَّ الْعِلْـمَ نُوْرٌ وَنُوْرُ اللهِ لَا يُـؤْتىَ لِعَاصِى

Artinya: “Saya mengadu kepada Waqi’ buruknya hafalanku,

maka dia menasihatiku agar meninggalkan maksiat.

Dan ia mengabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak diberikan kepada pelaku maksiat.”

Imam Ahmad ditanya

ما أسرع الوسيلة للحفظ

 

Artinya: “Bagaimana cara yang paling cepat untuk menghafalkan Al-Qur’an?”

 

الزام الحسنات و دع السيئات

Imam Ahmad menjawab “Kiat paling cepat untuk menghafal Al Qur’an adalah rajin lakukan amalan baik dan tinggalkan maksiat.”

4. Berdoa agar dikaruniai hafalan yang kuat.

Rasulullah bersabda:

لَيْسَ شَىْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

Artinya: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa“. (Sunan At-Timidzi, bab Do’a 12/263, Sunan Ibnu Majah, bab Do’a 2/341 No. 3874. Musnad Ahmad 2/362).

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits tersebut adalah tidak ada sesuatu ibadah qauliyah (ucapan) yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa. 


Rabu, 24 Mei 2023

PENTINGNYA SEKS UNTUK MERAIH KEHARMONISAN DALAM RUMAH TANGGA

 


Islam memberikan solusi kepada manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk  hubungan seks agar mencapai sebuah keharmonisan dalam rumah tangga. Bila kita mengkaji Al-Qur’an, Hadits dan ijma’ para ulama, kita akan dapati bahwa Islam membahas dan mengatur tentang seks lebih luas secara berjenjang. Tanpa kita sadari, sejak dini kita telah diajarkan berkaitan dengan masalah seks. setahap demi setahap, berawal  mengenai perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, air seni, madzi dan mani. Setelah itu mulai diajarkan masalah khitan, organ reproduksi bagi laki-laki dan wanita, haid dan junub. Beranjak lebih dewasa, diperkenalkan mengenai pembatal-pembatal wudhu diantaranya  melakukan jimaa’ (berhubungan badan) dan masalah nikah, serta hak masing-masing  pasutri. Islam juga mengajarkan seksual secara metodologis dan lebih sistematis.

Lebih jauh dapat dikatakan bahwa hubungan seksual  dalam Islam bersifat holistik, di samping untuk memenuhi kebutuhan biologis dan melengkapi hubungan sosial antara satu dengan lainya, juga bersifat ibadah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ

Artinya: “Dan hubungan intim di antara kalian (suami istreri)  adalah sedekah (ibadah).” (HR. Muslim no. 1006).

Keharmonisan dalam rumah tangga akan tercapai bila segala aspek terpenting dalam rumah tangga direalisasikan secara optimal. Salah satu elemen terpenting mencapai keharmonisan adalah berhubungan seks atau memberikan kepuasan seks pada pasangan.

Seks menjadi elemen terpenting dalam membentuk dan membangun keluarga yang harmonis. Suami Istri sangat tidak mungkin bisa jauh dari hubungan seks, sebab kenikmatan dalam melakukan seks akan selalu muncul dan terbayang dalam pikiran suami Istri, sehingga terangsang menjadi sebuah keinginan untk melakukan lagi denga kata lain, sekali merasakan hubungan seksual akan menjadi kecanduan yang sangat sulit dilupakan karena di dalam seks terdapat kenikmatan yang susah diuntai dengan kata-kata, hanya bisa dirasakan oleh organ tubuh dari kaki sampai kepala. 

Hubungan seks menentukan keharmonisan rumah tangga, sebab alasan utama seorang Istri melakukan perselingkuhan karena kebutuhan seksnya belum terpenuhi atau tidak merasa puas dengan suaminya. Entah karena jarang melakukan seks dengan suaminya karena sibuk dan kecapean, Mr.P suaminya kecil dan susah bangun, ejakulasi dini ataupun  seorang suami cepat lemas dalam berhubungan seks. disitulah muncul dalam benak pikiran sang istri untuk mencari kepuasan seks dengan laki-laki ataupun dengan cara lain yang tercela. Sebab setiap orang membutuhkan seks dan kepuasan dalam seks. Ketika kebutuhan seks kurang konduktif, maka sang istri akan mencari jalan kepuasan dengan cara yang dilarang oleh Islam, demi memenuhi kebutuhan seks tersebut begitupun sebaliknya.

Seks memang bukan segalanya dalam rumah tangga. Akan tetapi bagaimanapun, kebahagiaan dan keharmonisan lebih dominan dipengaruhi oleh hubungan seks antara kedua pasangan tersebut. Ketika suami istri ada yang belum terpuaskan, akan menimbulkan sebuah konflik atau permasalahan yang tidak diinginkan dalam rumah tangga. Kepuasan seks menjadi impian semua pasangan suami dan istri. Kepuasan yang paling utama ketika mengalami atau mencapai orgasme. Kadang sebagian besar seorang istri jarang mendapatkannya karena sang suami dominan tergesa-gesa dan egois, hanya ingin mencapai orgasme untuk dirinya sendiri, ingin cepat mendapatkan dan mengahirinya, namun melupakan kepuasan sang istri, ibarat kata istri baru berjalan di bawah kaki gunung namun sang suami sudah mencapai puncak, sehingga sang istri tertiggal dan tidak sampai pada puncak bersamanya. Istri baru pemanasan, suami sudah mencapai garis finish, baru dimulai sudah sampai pada puncak.

Minimnya pengetahuan seseorang berkaitan pentingnya masalah seks dalam membentuk keluarga yang harmonis, akan mengakibatkan dan mengantarkan kepada ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan runtuhnya sebuah kasih sayang di antara keduanya, yang mana hal tersebut merupakan pilar-pilar penting dalam sebuah pernikahan.

Islam berbicara seks, menunjukkan keagungan dan kesempurnaan  syariat-Nya, bukan islam itu jorok seperti kebanyakan orang yang keliru memahami makna seks. sebagian orang beranggapan bahwa seks itu identik dengan porno. Apapun yang berkaitan dengan seks dianggap pornografi, hubungan seks disebut hubungan porno, kebutuhan seks dimaknai dengan kebutuhan porno yang jelas-jelas dilarang. 

Islam tidak pernah mengabaikan sesuatu yang  bisa mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, tanpa menjelaskannya. Islam juga tidak pernah luput dari membahas segala hal yang bisa mendatangkan bahaya dan sisi bahayanya.

Syaikh As Sa’di rahimahullah kembali menyebutkan:

اَلدِّيْنُ مَبْنِيٌّ عَلَى الْمَصَالِحِ

فِيْ جَلْبِهَا وَالدَّرْءِ لِلْقَبَائِحِ

Artinya: “Agama Islam dibangun atas dasar meraih kemaslahatan

Juga untuk menolak sebuah mafsadah atau mudhorot (bahaya).”

 

Jadi sangat tidak mungkin islam tidak berbicara masalah seks dengan segala etikanya, yang mana  persoalan seks, merupakan persoalan hak dan kewajiban antara suami dan istri yang membutuhkan interaksi dan yang harus ditunaikan.

Imam Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan:

والوطء واجب على الرجل – أي الزوج بأن يجامع زوجته – إذا لم يكن له عذر ، وبه قال مالك

Artinya: “Hubungan seks wajib dilakukan oleh suami, dia punya kewajiban menyetubuhi istrinya selama tidak ada udzur. Demikian dikatakan oleh Imam Malik.”


Dalam, sebuah hadits yang shahih dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, dia berkata bahwa Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatinya:

يَا عَبْدَ اللَّهِ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ  . فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ  فَلاَ تَفْعَلْ ، صُمْ وَأَفْطِرْ ، وَقُمْ وَنَمْ ، فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا ، وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

Artinya: “Wahai Abdullah, benarkah aku dapat kabar darimu bahwa engkau terus-terusan puasa dan juga shalat malam?” Abdullah bin Amr bin Al Ash menjawab, “Iya betul wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Jangan lakukan seperti itu. Engkau boleh berpuasa, namun ada waktu tidak berpuasa. Engkau boleh shalat malam, namun ada waktu untuk istirahat tidur. Ingat, badanmu punya hak, matamu punya hak, istrimu juga punya hak yang mesti engkau tunaikan. Begitu pula tenggorokanmu pun memiliki hak.” (HR. Bukhari no. 1975).

 

Dalam Fathul Bari disebutkan bahwa Ibnu Batthol berkata:

وَأَنَّهُ لَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يُجْهِد بِنَفْسِهِ فِي الْعِبَادَة حَتَّى يَضْعُف عَنْ الْقِيَام بِحَقِّهَا مِنْ جِمَاع وَاكْتِسَاب

Artinya: “Hendaklah suami tidak boleh terlalu semangat (berlebihan) dalam beribadah sehingga membuat dia lemas untuk menunaikan hak istrinya yaitu kebutuhan seks dan bekerja untuk keluarga.”


Sampai-sampai seorang suami tidak boleh terlalu lama meninggalkan istrinya melebihi 4 bulan sebagaimana hal ini pada saat pemerintahan Umar bin Al Khattab radhiyallahu ‘anhu. Umar memberikan waktu bagi para pasukannya untuk pergi meninggalkan keluarganya (istrinya) tidak lebih dari empat bulan. Kalau ternyata sudah mencapai empat bulan, maka pasukan tersebut siap diganti dengan yang lain. (Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 1078 oleh Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid).

Seks menjadi  sebab disyariatkan nikah, bagi setiap laki-laki dan perempuan agar melampiaskan hasrat seksualnya secara benar dengan cara yang dihalalkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

   يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

Artinya: “Wahai para pemuda. Barangsiapa di antara kalian yang sudah memiliki ‘baa-ah’(kemampuan seksual), maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)’’  Diriwayakan oleh Al-Bukhari (no. 5066) dalam kitab An-Nikah. Muslim (no. 1402) dalam kitab An-Nikah, dan at- Tirmidzi (no. 1087) dalam kitab An-Nikah.

Dalam hadits ini Rasulullah mengisyaratkan bahwa seks salah satu kebutuhan primer (kebutuhan pokok) manusia yang harus terpenuhi, sebagai mana kebutuhan-kebutuhan lain. Untuk itu, permasalahan mengenai seks merupakan sebuah permasalahan yang harus dikaji lebih dalam oleh seseorang yang hendak menikah maupun yang belum karena alasan dan kondisi tertentu, bahkan orang tua yang telah lama menikah sekalipun. Serta bertujuan untuk mengetahui adab, etika dan tata cara seks yang benar sebelum maupun setelah melakukan seks yang mungkin mereka tidak tahu dan bertujuan membangun bahtera rumah tangga yang harmonis dengan cara memperhatikan masalah seks baik secara kualitas dan kuantitas, jangan sepelekan rahasia seks yang sangat dahsyat untuk mengikat kasih sayang antara anda dan pasangan. Anda sayang dengan pasangan anda, bahagiakan dia dengan seks karena itu adalah haknya dan kebutuhannya. Jika anda tidak ingin rumah tangga anda hancur dan terjadi perselingkuhan, maka jaga dia dengan ikatan hasrat dalam hubungan seks.

Selasa, 23 Mei 2023

UNTUK APA ALLAH MENCIPTAKAN KITA?

 


لماذا خلقن الله

UNTUK APA ALLAH MENCIPTAKAN KITA?

Jawaban dari pertanyaan ini tentu semua kita telah mengetahuinya

خلقن الله لنعبده

Artinya: “Allah menciptakan kita untuk beribadah kepadanya”.

Sebagaimana Firman Allah:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Ini menunjukkan bahwa kita semua sadar akan keberadaan diri kita di dunia ini, pertanyaan yang sangat ringan dan jawabannyapun telah kita ketahui bersama, akan tetapi banyak di antara kita yang pura-pura lupa dan pura-pura tidak tau padahal hati kecilnya selalu ingat dan mengingkari atas pura-pura lupa dan pura-pura tidak tau, seakan-akan dia diciptakan hanya untuk bermain-main tanpa ada tujuan hidup layaknya seperti anak kecil yang belum paham apa-apa dan tidak tahu tujuan hidupnya, dia hidup seakan-akan tidak ada norma yang mengaturnya juga dia kira tidak ada konsekuensi dari amal perbuatannya. Sehingga berbagai macam alasan untuk tidak melakukan tujuan hidup yang sebenarnya.

Jangan pernah lupa, ingat dan sadarlah  bahwa apa yang engkau lakukan akan ada pertanggungjawabannya, ada balasan kebaikan dan ada siksaan.

Jangan pernah lupa bahwa hidup ini ada normanya maka jangan engkau langgar, ada perintah dan ada larangan.

Jangan pernah lupa bahwa engkau pasti akan kembali ke negeri akhirat, pikirkan apa yang engkau siapkan, kerjakan apa tujuan engkau diciptakan.

Dalam 1 hari engkau memiliki waktu 24 jam. Berapa jam yang engkau gunakan untuk beribadah kepada Allah? Waktumu lebih banyak engkau habiskan untuk apa? Coba bandingkan antara antusias engkau dalam beribadah dan mencari dunia lebih besar yang mana?

Sudah berapa banyak ibadah-ibadah yang pernah engkau lakukan dari sekian banyak macam-macam ibadah? Jangan berbalik arah.

Kebanyakan kita pola pikirnya sekarang terbalik, tujuan di dunia ini untuk ibadah malah melupakanya demi mencari dan mengejar dunia yang telah jelas baginya, dunia ini haruslah kita jadikan untuk sarana kebaikan akhirat bukan sarana kesedihan dan penyesalan dikemudian hari.

Orang yang mencari dan mengejar dunia, kemudian lupa tujuan dia diciptakan sama seperti orang yang membawa dirinya ke dalam jurang kehancuran dan kebinasaan padahal dia tahu itu bahaya baginya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

Artinya: “Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan dia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/ 183); Ibnu Majah (no. 4105); Imam Ibnu Hibban (no. 72–Mawariduzh Zham’an); al-Baihaqi (VII/288) dari Sahabat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu.

Orang yang mencari dan mengejar dunia kemudian lupa tujuan dia diciptakan, idealnya dia mencari dan mengejar sesuatu yang tidak ada nilainya dimata Allah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

لَـوْ كَـانَتِ الدُّنْـيَـا تَـعْـدِلُ عِـنْـدَ اللّٰـهِ جَـنَـاحَ بَـعُوْضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِـرًا مِنْـهَـا شَرْبَـةَ مَـاءٍ

Artinya: “Seandainya dunia ini di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala senilai dengan (berat) sayap nyamuk, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan  memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir”.[14] Shahih: HR. At-Tirmidzi (no. 2320), Ibnu Majah (no. 4110) dan lainnya dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu anhu.

Orang yang mencari dan mengejar dunia kemudian lupa tujuan dia diciptakan, lupa mencari dan mengejar kenikmatan akhirat idealnya dia menukar kenikmatan yang abadi dengan kenikmatan sesaat yang tidak seberapa.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

واللّٰـهِ ، مَا الدُّنْيَا فِـي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَـجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هٰذِهِ – وَأَشَارَ يَـحْيَ بِالسَّبَّابَةِ – فِـي الْيَمِّ ، فَـلْيَنْظُرْ بِمَ تَـرْجِعُ ؟

Artinya: “Demi Allah! Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian yang mencelupkan jarinya -Yahya (perawi hadits) berisyarat dengan jari telunjuknya- ke laut, maka lihatlah apa yang dibawa jarinya itu ? “ [13] Shahih: HR. Muslim (no. 2858) dan Ibnu Hibban (no. 4315-at-Ta’lîqatul Hisân) dari al-Mustaurid al-Fihri Radhiyallahu anhu.

Hadits tersebut membandingkan kenikmatan dunia hanya dengan beberapa tetesan air. Ketika seorang diantara kita mencelupkan jari telunjuknya ke dalam laut dan kenikmatan akhirat seluruh sisa air laut selain beberapa tetes tadi, sungguh  berbanding yang sangat  jauh sekali. Dunia ini sedikit dan fana, sedangkan akhirat penuh dengan kenikmatan dan kekal abadi.

Mari jadikan tujuan hidup kita adalah akhirat dan dunia sebagai ladang menuju akhirat. Ingat bahwa kita diciptakan untuk beribadah kepada sang pencipta bukan untuk dunia. Luangkan waktu dan kesempatan untuk beribadah kepadanya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman :

يَا ابْنَ آدَمَ ! تَـفَـرَّغْ لِـعِـبَـادَتِـيْ أَمْـلَأْ صَدْرَكَ غِـنًـى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِنْ لَـمْ تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَـمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

Artinya: “Wahai anak Adam! Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan (kecukupan) dan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya, maka Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.” [11] Shahih: HR. Ahmad (II/358), at-Tirmidzi (no. 2466), Ibnu Mâjah (no. 4107), dan al-Hâkim (II/443) dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah (III/346, no. 1359) dan Shahih at-Targhib wat Tarhib (no. 3166).

Jangan terlalu asyik dengan kegemerlapan dunia yang menipu dan melupakanmu dari tujuan engkau diciptakan, berhati-hatilah. Kenali dunia dengan baik agar engkau tidak terjerumus dan selalu ingat akhiratmu. Cukup bagi pecandu dan pecinta dunia mendapatkan seperti apa yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah:

مُـحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْـقَضِـى

Artinya: “Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan, dan (3) Kerugian yang tidak pernah berhenti.” [10] Ighatsatul Lahafan (I/87-88) dan lihat Mawaridul Aman al-Muntaqa min Ighatsatil Lahafan (hlm. 83-84).

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu sadar atas keberadaan kita di dunia ini.

اللهم آمين

The Power Of Doa (Kekuatan Doa)

Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâm ‘alâ rasûlillâh, amma ba’du! Setiap untaian doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba dis...