Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup yang paling sempurna yang selalu menuntun seseorang kepada jalan yang paling lurus di atas kebenaran dan kebaikan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ هٰذَا
الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ
Artinya: “Sesungguhnya Al-qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus” ….[QS: Al-Isra`: 9].
Petunjuk yang lebih
lurus, yang paling baik, yang paling benar lagi adil dalam segala aspek
kehidupan manusia yang tidak ada tendensi-tendensi keburukan sedikitpun didalamnya melainkan kemaslahatan semata karena Al-qur’an merupakan rahmat
bagi seluruh manusia dan alam semesta.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ جِئْنٰهُمْ بِكِتٰبٍ فَصَّلْنٰهُ عَلٰى عِلْمٍ هُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-qur’an)
kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami;
menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [QS: al-A’raf : 52].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
Artinya: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-qur`an) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [QS: An-Nahl: 89].
Al-qur’an sebagai petunjuk menuju jalan yang paling benar, pedoman terbaik, tidak ada kerugian dan kesesatan bagi siapapun yang mau berpegang teguh dengannya. Seseorang yang mau memperoleh/mengambil petunjuk dari Al-qur’an niscaya dia menjadi insan yang beruntung, sempurna dan paling lurus. Umat Islam memiliki modal yang sangat sempurna dan garansi berupa jaminan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa mereka tidak akan sesat selama mengikuti petunjuk yang ada dalam Al-qur’an serta berpegang-teguh kepada Al-qur’an.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى
Artinya: “Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku (Al-qur’an) lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, Dia tidak akan sesat dan Dia tidak akan celaka”. [Q.S: Thaha: 123].
Abdullah bin Abbas rahimahullah berkata dalam menjelaskan ayat ini, “Allah menjamin kepada siapa saja yang membaca Al-qur’an dan mengikuti apa-apa yang ada di dalamnya berupa (petunjuk baginya), maka dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat.” [Tafsir ath Thabari, 16/225].
Diantara petunjuk yang dijelaskan dalam Al-qur’an adalah adanya sebuah kualifikasi, standar dan barometer baiknya seseorang, petunjuk tersebut agar jelas bagi kita untuk menentukan pilihan hidup apakah kita mau menjadi orang yang baik atau sebaliknya. Dijelaskan dalam sebuah kaidah yang sangat bagus.
يُرْشِدُ القُرْآنُ إِلىَ أَنَّ العِبْرَةَ بِحُسْنِ حاَلِ الإِنْسَانِ إِيْمَانُهُ الصَّحِيْحُ وَ عَمَلُهُ الصَّا لِحُ
Artinya: “Al-qur’an memberikan petunjuk bahwa standar, barometer baiknya seseorang adalah berdasarkan (dua hal) pertama keimanan (keimanan yang benar yang tidak tercampur dengan kesyirikan) dan kedua amal sholehnya (amal yang sesuai dengan tuntunan Al-qur’an dan Al-hadits).
Kedua hal tersebut harus selalu beriringan sebagaimana layaknya makanan dan minuman yang tidak
mungkin dipisahkan, oleh karena itu iman tidak ada nilainya tanpa amal sholeh
begitupun sebaliknya, semua kita tentu ingin
menjadi orang baik walaupun sebenarnya kita belum termasuk orang baik dan juga mau
orang lain menilai kita sebagai orang baik, untuk mendapatkan predikat orang baik berdasarkan petunjuk Al-qu’an adalah hanya dengan keimanan dan amal shaleh maka mari kita selalu dan selalu memperbaiki keimanan kita baik secara kualitas
maupun kuantitas dengan memperbanyak
amal sholeh disetiap saat dan waktu, waktu yang kita miliki adalah kesempatan untuk meningkatkan keimanan kita dan beramal
sholeh tinggal kembali kepada diri kita masing-masing mau memanfaatkan
kesempatan tersebut dengan baik atau tidak, mau menjadi orang baik atau tidak, semakin
sibuk seseorang dengan amal sholeh semakin naik, meningkat dan baik
keimanannya yang dimiliki karena keimanan bisa bertambah. Sahabat Abu ad-Darda` Uwaimir
al-Anshaari rahimahullah berkata:
الإِيْمِانُ يَزْدَادُ وَ يَنْقُصُ
Artinya: “Iman itu bisa bertambah dan juga bisa
berkurang.” Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Oleh karnanya kita harus menyibukkan diri kita disetiap saat dan waktu untuk
memperbanyak amal sholeh, harus memiliki Azzam (tekad) yang kuat bahwa keimanan
kita harus selalu baik daripada sebelum-sebelumnya.
Orang yang baik dimata Allah bahkan di mata manusiapun adalah orang yang
selalu beramal sholeh, selalu taat dan dia sadar dan paham bahwa dia diciptakan
sehingga ada dimuka bumi ini tiada lain dan tiada bukan hanya untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang abadi, yaitu kehidupannya diakhirat kelak. Tidak ada sesuatu yang bisa menjamin keselamatan seorang hamba
baik ketika di dunia, ketika di alam barzah (di dalam kubur)
bahkan ketika sakaratul maut kecuali KETAATAN dan
AMAL SHOLEHnya apalagi di padang
mahsyar semua orang dari manusia pertama sampai manusia terakhir dikumpulkan disatu
tempat yang mataharinya sejengkal tidak ada angin, AC, pohon, bangunan
untuk berteduh dan dalam keadaan tidak memakai alas kaki, tidak berbusana, dan
belum
dikhitan sebagaimana kita
dilahirkan di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ
النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً
Artinya: “Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” [Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 5102 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha]
Semua orang pada saat itu hanya sibuk dengan nasibnya masing-masing dan hanya memiliki satu harapan semoga dia selamat tidak mau tau siapa di dekatnya, apalagi minta kenalan dan yang bisa menyelamatkanya pada hari itu adalah keimanan dan amal sholehnya, disitulah kegembiraan yang sebenarnya dan penyesalan yang sesungguhnya. Maka, mari kita selalu memikirkan bagaimana nasib kita kelak kalau kita bermalas-malasan dalam beramal dan juga mari kita selalu ingat bahwa di akhirat nanti apa yang kita punya di dunia ini tidak bisa memberikan kebaikan, pertolongan sedikitpun bahkan orang terdekat kita (keluarga kita, istri, anak, teman) kita masing-masing akan memikirkan nasib masing-masing, melainkan keimanan dan amal sholeh kita.
Orang Baik berdasarkan Petunjuk Al-qur’an akan Mendapatkan Balasan sebagai berikut:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya: ”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [QS: An-Nahl: 97].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي
أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: “Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia” [QS. Az-Zukhruf : 72].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِ يْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ
نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّا ۗ وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ قِيْلًا
Artinya: “Dan orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan janji
Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” [QS. An-Nisa’ : 122].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَعْدَ اللَّهِ ۖ لَا يُخْلِفُ
اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: “(Sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan
menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [QS Ar-Rum : 6].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يُدْخِلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗوَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا
يَتَمَتَّعُوْنَ وَيَأْكُلُوْنَ كَمَا تَأْكُلُ الْاَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى
لَّهُمْ
Artinya: “Sungguh, Allah
akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir
menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak)
nerakalah tempat tinggal bagi mereka”. [QS: Muhammad: 12].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ
النَّعِيمِ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang
penuh kenikmatan” [QS: Luqman: 8].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
خَالِدِينَ فِيهَا وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا وَهُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ
Artinya: “Kekal
mereka di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. Dan Dialah Yang Mahaperkasa
lagi Mahabijaksana” [QS: Luqman: 9].
Berdasarkan
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas, maka dapat kita simpulkan
bahwa orang baik berdasarkan petunjuk Al-Qur’an akan mendapatkan balasan yaitu pertama,
mendapatkan kehidupan yang baik dan balasan yang lebih baik daripada apa
yang mereka lakukan. Kedua, surga diperuntukkan bagi orang-orang
yang mengerjakan amal sholeh ketika di dunia. Ketiga, orang yang
beriman dan beramal sholeh, mereka akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh
dengan kenikmatan lagi kekal. Keempat, bagi orang-orang
yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka surga dan janji Allah bagi orang-orang
yang beriman dan beramal sholeh tentu benar, Allah tidak pernah mengingkari
janji.
Banyak diantara kita yang menyangka dan mengira bahwa baiknya seseorang itu berdasarkan harta kekayaan dunia yang Allah berikan kepada seorang hamba maka sudut pandang seperti ini kurang tepat karena “Seandainya kebaikan itu patokanya harta kekayaan tentu Qorun dan orang-orang kafir pada umumnyalah yang lebih baik, begitupun seandainya kemuliaan itu patokannya nasab keturunan tentu Abu Lahab, Abu Tholib, dan Anak Nabi Nuhlah yang paling mulia, begitupun seadainya kecintaan, keridhoan Allah itu patokanya kecerdasan dan rupawan tentu WNI banyak yang susah mendapatkannya, begitupun juga seandainya surga itu diberikan kepada orang kaya harta dan beberapa orang saja, maka sekian banyak orang miskin di dunia ini akan binas, akan tetapi surga, kecintaan, keridhoan, kemuliaan dan kebaikan itu diberikan dan didapatkan berdasarkan keimanan dan amal sholeh. Sebagaimana dijelaskan dalam kaidah di bawah ini:
وَأَنَّ الإِسْتِدْلاَلُ عَلىَ ذَالِكَ بِاالدَّعَاوَى المُجَرَّدَةِ أَوْبِاإِعْطَاءِ اللَّهُ لِلْعَبْدِ مِنَ الدُّنْيَا بِا الرِّيَاسَاتِ كُلُّ ذَالِكَ مِنْ طُرُقِ المُنْحَرِفِيْنَ
Artinya: “Al-quran juga memberikan petunjuk bahwa mengukur baik (mulia dan tingginya kedudukan) seseorang berdasarkan (pengakuan hampa, pengakuan fatamorgana) kekayaan yang Allah berikan kepada seseorang atau berdasarkan harta dan jabatannya adalah metode orang yang menyimpang (dari Al-qu’ran dan pemahaman yang benar)”.
Karena Allah tidak melihat dari seorang hamba berdasarkan harta yang diberikan kepadanya dan begitupun bukan dari ketampanannya (baik warna kulit, suku, ras dan bangsa) Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menegaskan dalam sabdanya.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ
يَنْظُرُ إِلَى
صُوَرِكُمْ
وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Artinya: Dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).
Closing Statement
Jadilah Orang Baik Berdasasrkan Petunjuk Al-Qur’an dengan Keimanan dan Amal Sholeh, Keimanan dan Amal Sholeh Diraih dengan Waktu dan Kesungguhan yang Kuat.
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu
berkata:
لَا تُضَيِّعْ عُمْرَكَ فِي
أَلَّا تَعْمَلَ عَمَلًا صَالِحًا فِي دُنْيَاكَ، إِذِ الْآخِرَةُ إِنَّمَا
يُعْمَلُ لَهَا، فَنَصِيبُ الْإِنْسَانِ عُمْرُهُ وَعَمَلُهُ الصَّالِحُ فِيهَا
Artinya: “Jangan sia-siakan usiamu
dengan tidak beramal sholeh di dunia. Sesungguhnya
beramal sholeh itu untuk meraih akhirat, karena umur manusia
digunakan untuk beramal dalam rangka meraih akhirat.”
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ
الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
Artinya: “Dan carilah pada apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” [QS. Al-Qashash: 77]
لَا تَتَرَدَّدْ أَبَدًا فِي فِعْلِ
الْخَيْرَاتِ
Artinya: “Jangan pernah ragu untuk berbuat baik”.
لَا تَشُكُّ فِي وَعْدِ اللَّهِ أَبَدًا
Artinya: “Jangan pernah ragu dengan janji Allah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar