Senin, 08 Mei 2023

WAKTU ADALAH MODALMU

 


Islam menilai waktu lebih berharga daripada harta kekayaan dunia sehinga menganjurkan untuk selalu memanfaatkan waktu yang dimiliki oleh seorang hamba dengan sebaik mungkin karena waktu adalah modal dan setiap nafas yang berhembus, setiap detik yang berdetak, setiap menit yang berlalu, terlalu berharga untuk disia-siakan dan berlalu begitu saja tanpa ada kebaikan yang dilakukan dan menyia-nyiakan modal waktu tanpa melakukan sesuatu yang mendatangkan keuntungan akhirat adalah sebuah kerugian yang nyata karena dia tidak akan kembali lagi.

Pepatah Arab mengatakan:

اَلْوَقْتُ أَنْفَاسٌ لَا تَعُوْدُ

Artinya: “Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali” (yang berlalu akan menjadi kenangan dimasa yang akan datang).

Waktu adalah modal sebagai kesempatan untuk memakmurkan akhirat dan membangun kebahagiaan, atau sebaliknya, waktu dapat digunakan untuk menghancurkan akhirat dan kesengsaraan yang Panjang. Nilai berharga dan mulianya waktu terletak pada seberapa bisakah kita memanfaatkannya untuk berbuat baik seperti mengisi waktu dengan macam-macam amal kebaikan disetiap saat dan kondisi atau keadaan. Maka wajib bagi kita untuk menyadari agar menghayati pentingnya waktu setiap tingkatan dan setiap bagiannya, irama gerak alam, peredaran cakrawala, berjalannya matahari, planet-planet lain serta pergantian siang dan malam.

Setiap orang memiliki jatah waktu yang sama dalam sehari semalam yaitu 24 jam. Walaupun jatah waktunya sama, akan tetapi pengunaan, pemanfaatan dan hasil yang diperoleh berbeda-beda. Setiap orang juga berbeda dalam mamaknai dan merasakan jalannya jarum jam dari menit ke menit. Ada yang merasa waktu berlalu dengan cepat, ada juga yang merasa waktu itu berjalan dengan lambat, dengan demikian, rentang waktu ternyata bukan sekedar jumlah dan akumulasi hitungan menit, melainkan sangat berkaitan dengan suasana kejiwaan seseorang. Bagi orang yang sibuk dan bergairah dalam menjalani pekerjaan sehari-hari, waktu pasti akan terasa pendek dan bahkan kurang tetapi ketika dikondisi sedang menunggu dan dalam penantian, ketika membawa beban berat.dan sakit pasti terasa lama.

Dalam perspektif kita, waktu terkesan begitu sepele karena kita menjalani waktu begitu saja. Kita hanya mengalir, tanpa pernah mau memperhatikan perpindahan dari satu waktu ke waktu yang lain dan bagaimana kita mengisi waktu tersebut. Pernahkah kita mencermati setiap perpindahan waktu ini?

Setiap amalan dalam Islam selalu berkaitan dengan waktu, entah itu sholat, zakat, puasa, maupun haji. Hal ini merupakan cara Allah untuk menetapkan landasan ideal tentang perlunya menghargai waktu. Waktu harus dikelola dengan baik agar tidak sia-sia, tidak berlalu begitu saja tanpa membawa manfaat yang berarti baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, penting menjaga dan mengelola waktu secara baik dan benar.

Waktu adalah sesuatu yang paling berharga yang dimiliki oleh seorang hamba sekaligus sesuatu yang paling mudah untuk disia-siakan.

Sebagian penyair berkata:

وَالْوَقْتُ أَنْفَسُ مَا عَنَيْتَ بِحِفْظِهِ … وَأَرَاهُ أَسْهَلَ مَا عَلَيْكَ يُضَيَّعُ

Artinya: “Waktu adalah perkara paling mahal (berharga) yang perlu engkau perhatikan untuk dijaga, akan tetapi aku melihatnya juga bahwa waktu paling mudah engkau menyia-nyiakannya”.

Orang yang menyia-nyiakan waktunya, sama artinya dia telah menyia-nyiakan hidupnya. Dan jika hidupnya telah tersia-siakan maka tidak ada arti apapun bagi hidupnya di dunia ini UNTUK KEBAIKAN AKHIRATNYA. Dan jika  hidupnya sudah tidak memiliki arti, maka tidak ada bedanya antara kehidupan dan kematian baginya. Karena keduanya sama-sama tak memiliki arti dalam melakukan kebaikan untuk kehidupan dunianya

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

إضاعةُ الوقت أشدُّ من الموت ؛ لأنَّ إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرةوالموتُ يقطعك عن الدنيا وأهلها


Artinya: “Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya daripada kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (memisahkanmu) dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya serta keluarganya”. [Al-Fawaid hal 44].

Apabila waktu disia-siakan terus-menerus maka untuk apa kita hidup? Karena waktu yang kita miliki tidak bermanfaat baik untuk diri kita dan orang lain. Waktu hanya digunakan untuk bermain-main dan bersenda gurau saja?

Orang cerdas yang mendambakan kesuksesan dunia-akhirat akan sangat memanfaatkan modalnya berupa waktu dan menyesal jika waktunya terbuang percuma tanpa manfaat dan faidah.

Abdullah bin Mas’ud adalah seorang sahabat senior diantara statement yang beliau sampaikan adalahtidak ada penyesalan yang lebih mendalam dibandingkan penyesalanku atas hari yang mataharinya telah terbenam, dan umurku menjadi berkurang, namun amal yang aku lakukan tidak bertambah”.

Ya Allah, berilah kami petunjuk untuk mengisi hari-hari kami dengan hal yang bermanfaat dan menjauhi hal yang tidak bermanfaat.

Wallâhu a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Power Of Doa (Kekuatan Doa)

Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâm ‘alâ rasûlillâh, amma ba’du! Setiap untaian doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba dis...