Pepatah
Arab mengatakan:
اَلْوَقْتُ
أَنْفَاسٌ لَا تَعُوْدُ
Artinya: “Waktu adalah nafas yang
tidak mungkin akan kembali” (yang berlalu akan menjadi kenangan dimasa yang
akan datang).
Waktu
adalah modal sebagai kesempatan untuk memakmurkan akhirat dan membangun
kebahagiaan, atau sebaliknya, waktu dapat digunakan untuk menghancurkan akhirat
dan kesengsaraan yang Panjang. Nilai berharga dan mulianya waktu terletak pada
seberapa bisakah kita memanfaatkannya untuk berbuat baik seperti mengisi waktu
dengan macam-macam amal kebaikan disetiap saat dan kondisi atau keadaan. Maka
wajib bagi kita untuk menyadari agar menghayati pentingnya waktu setiap tingkatan
dan setiap bagiannya, irama gerak alam, peredaran cakrawala, berjalannya
matahari, planet-planet lain serta pergantian siang dan malam.
Setiap orang memiliki jatah waktu yang sama dalam sehari
semalam yaitu 24 jam. Walaupun jatah waktunya sama, akan tetapi pengunaan, pemanfaatan dan hasil yang diperoleh berbeda-beda. Setiap orang juga berbeda dalam
mamaknai dan merasakan jalannya jarum jam dari menit ke menit. Ada yang merasa
waktu berlalu dengan cepat, ada juga yang merasa waktu itu berjalan dengan lambat, dengan demikian,
rentang waktu ternyata bukan sekedar jumlah dan akumulasi hitungan menit,
melainkan sangat berkaitan dengan suasana kejiwaan seseorang. Bagi orang
yang sibuk dan bergairah dalam menjalani pekerjaan sehari-hari, waktu pasti akan terasa pendek
dan bahkan kurang tetapi ketika dikondisi sedang menunggu dan dalam penantian, ketika membawa
beban berat.dan sakit pasti terasa lama.
Dalam
perspektif kita, waktu terkesan begitu sepele karena kita menjalani waktu
begitu saja. Kita hanya mengalir, tanpa pernah mau memperhatikan perpindahan
dari satu waktu ke waktu yang lain dan bagaimana kita mengisi waktu tersebut. Pernahkah
kita mencermati setiap perpindahan waktu ini?
Setiap
amalan dalam Islam selalu berkaitan dengan waktu, entah itu sholat, zakat,
puasa, maupun haji. Hal ini merupakan cara Allah untuk menetapkan landasan
ideal tentang perlunya menghargai waktu. Waktu harus dikelola dengan baik agar
tidak sia-sia, tidak berlalu begitu saja tanpa membawa manfaat yang berarti
baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, penting menjaga
dan mengelola waktu secara baik dan benar.
Waktu adalah sesuatu yang paling berharga yang dimiliki oleh seorang hamba sekaligus sesuatu yang paling
mudah untuk disia-siakan.
Sebagian penyair berkata:
وَالْوَقْتُ
أَنْفَسُ مَا عَنَيْتَ بِحِفْظِهِ … وَأَرَاهُ أَسْهَلَ مَا عَلَيْكَ يُضَيَّعُ
Artinya: “Waktu adalah perkara paling mahal (berharga) yang
perlu engkau perhatikan untuk dijaga, akan tetapi aku melihatnya juga bahwa
waktu paling mudah engkau menyia-nyiakannya”.
Orang yang menyia-nyiakan waktunya, sama artinya dia telah menyia-nyiakan hidupnya. Dan jika hidupnya telah tersia-siakan maka tidak ada arti apapun bagi hidupnya di dunia ini UNTUK KEBAIKAN AKHIRATNYA. Dan jika hidupnya sudah tidak memiliki arti, maka tidak ada bedanya antara kehidupan dan kematian baginya. Karena keduanya sama-sama tak memiliki arti dalam melakukan kebaikan untuk kehidupan dunianya.
Ibnul
Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
إضاعةُ
الوقت أشدُّ من الموت ؛ لأنَّ إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرةوالموتُ
يقطعك عن الدنيا وأهلها
Artinya:
“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya daripada kematian, karena
menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (memisahkanmu) dari Allah dan negeri
akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya
serta keluarganya”. [Al-Fawaid hal 44].
Apabila waktu disia-siakan terus-menerus maka untuk apa kita hidup? Karena waktu yang kita miliki tidak bermanfaat baik untuk diri kita dan orang lain. Waktu hanya digunakan untuk bermain-main dan bersenda gurau saja?
Orang cerdas yang mendambakan kesuksesan dunia-akhirat akan sangat memanfaatkan modalnya berupa waktu dan menyesal jika waktunya terbuang percuma tanpa manfaat dan faidah.
Abdullah bin Mas’ud adalah seorang sahabat senior diantara statement yang beliau sampaikan adalah “tidak ada penyesalan yang lebih mendalam dibandingkan penyesalanku atas hari yang mataharinya telah terbenam, dan umurku menjadi berkurang, namun amal yang aku lakukan tidak bertambah”.
Ya Allah, berilah kami petunjuk untuk mengisi hari-hari kami dengan hal
yang bermanfaat dan menjauhi hal yang tidak bermanfaat.
Wallâhu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar